Enjoy The Music

Bagaimana cara kalian menikmati musik kesukaan? Mungkin banyak yang akan menjawab dengan menggunakan handphone, baik melalui platform media sosial yang menyediakan video musik ataupun layanan digital streaming. Atau mungkin ada juga yang menggunakan iPod dan MP3 player. Semua menjadi lebih mudah dengan berkembangnya format digital audio saat ini.

Sekarang mari kita kilas balik ke tahun 1997-1999, khususnya bagi siswa yang bersekolah dan berasrama di Smudama yang berlokasi di Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Zaman di mana kami belum mengenal handphone, yang ada hanya wartel (warung telekomunikasi). Itu pun terletak di pusat Kota Malino yang hanya bisa kami kunjungi seminggu sekali dengan menumpang mobil pick up yang lewat di jalan depan sekolah.

Internet? Apa itu? Yang kami tahu hanya antena TV Pak Kartiyono yang modelnya mirip tulang ikan yang harus disambung dengan bambu agar bisa menangkap siaran dengan baik. Laptop, flashdisk, iPod? Hehehehe, saya sudah merasa orang yang paling melek teknologi hanya karena sudah bisa mengetik di PC dengan MS-DOS dan menyimpannya dalam floppy disk. Ini sekedar pengantar untuk menggambarkan perkembangan teknologi saat itu.

Nah, jadi jika pertanyaan tentang cara menikmati musik diajukan saat itu, maka jawabannya adalah dengan menggunakan Tape Deck dan Walkman. Tape deck adalah alat pemutar musik dengan media kaset (semoga kalian tahu barang ini) dan juga dapat menangkap siaran radio. Demikian pula dengan walkman, hanya saja ukurannya lebih kecil, portable dan menggunakan baterai.

Saya pernah punya dua barang ini semasa bersekolah di Smudama. Tape deck kecil yang berbentuk persegi berwarna hitam, saya gunakan untuk mendengarkan musik melalui siaran radio. RRI, Telstar, dan Gamasi adalah pilihan saat itu. Saya pun membawa beberapa kaset dari kampung, tidak banyak. Ada kaset berisi ever green songs, ada yang berisi tembang kenangan, dan juga ada satu kaset yang merupakan kaset kanibal.

Saya menyebut kaset itu kanibal karena fungsinya merekam lagu dari radio untuk sementara waktu agar lagu tersebut bisa saya tulis dan hapalkan liriknya. Setelah rekaman penuh pada kedua sisi kaset, maka rekaman lain bisa dilakukan dengan cara menimpa rekaman yang sudah ada. Sangat seru menantikan momen yang pas untuk menekan tombol record saat lagu yang kita sukai diputar di radio.

Dari koleksi kaset saya kala itu, lagu-lagu lawas berbahasa Inggris maupun Indonesia menjadi penting artinya saat berasrama di Smudama. Seperti lagu Widuri yang dinyanyikan oleh Bob Tutupoly, dengan memutar lagu ini, it feels like home, membawa suasana rumah yang bisa menjadi pengobat rindu. Jadi, saat saya memutar lagu-lagu ini di asrama, bisa dipastikan bahwa saat itu saya sedang merindukan rumah.

Baca juga: Mengolah Kata dengan WordStar

Penulis: Marsella
Editor: Irfani Sakinah
Ilustrasi: Yati Paturusi
Gambar: crashsymbols.bandcamp.com

One comment

Leave a Reply