Seperti anak yang tumbuh besar mendamba kasih sayang dan perhatian ayah ibunya,
Namun tak jua mendapatkannya lantaran kerja atau dinamika rumah tangga
Kemudian tumbuh besar, mencari cinta
Bila tak ada di rumah, mungkin kan ditemukan di antara teman dan sekolah
Namun karena tak pernah benar-benar paham cinta seperti apa
Jadilah coba-coba. Senang sesaat, lalu salah dan terluka
Cinta disamakan dengan sepi. Terang-benar, jadi benci
Beranjak remaja, hormon-hormon berkuasa
Cinta dianggap sama dengan hasrat yang bertambah-tambah
Wujudnya dibuat jadi standar, cacat fisik sedikit saja sama dengan akhir dunia
Terburu-buru dan buta. Dunia hanya sekumpulan rasa bersalah yang ditutupi oleh gelak tawa
Benarkah cinta ada?
Mencoba mencari jawaban tanpa tahu ditujukan kepada siapa
Antara lelah dan bosan menelisik tanda-tanda
Lalu realita menampar tepat di muka. Mengapa buang waktu? Yang kau cari hanya bahagia!
Uang! Barang-barang mewah! Makanan lezat! Fisik yang paripurna!
Semua materi terbaik yang bisa ditawarkan dunia!
Maka cinta pun terlupa, fatamorgana dunia membelakanginya.
Setiap hari sibuk. Namun segala payah lunas dibayar bahagia…sementara
Hingga saat tiba-tiba terbangun di malam buta
Di atas ranjang raja dengan perasaan terbelah
Dahaga menyiksa, tidak ada habisnya
Apa itu cinta?
Baca juga : Knowing Me, Knowing You
Penulis : Faudzan Farhana
Editor : Farahlynaa
Gambar : Anna Kolosyuk, The Creative ExchangeHire, Rae Angela
[…] tanggung jawab moral pada anak didik untuk bisa menjadi bagian dari permasalahan. Hal ini akan merenggut krisis kerentanan dalam membangun identitas sebagai makhluk […]
[…] narasi tentang Islam kerap terdengar baik di media konvensional maupun lini masa. Sekilas tidak ada masalah, mengingat Islam merupakan salah satu agama yang boleh dianut oleh warga negara. Apalagi, Islam […]
[…] Baca juga : Kebanyakan Masalah Lahir Karena Cinta […]