Kukirimkan sinar ke binar matamu
Membantu lepaskan bebat yang tersimpul akar layu
Kuhadirkan mirat baru, wajahmu berat tersapu heningnya halimun subuh
Sanda menjura, kau meronta
Tanganmu kugenggam hingga kebas
Jangan pergi, meninggalkan seutuh akar yang bermalam di gubuk raga, yang membara,
yang merencanakan kesia-siaan hidup!
Ini belum kiamat benar-benar, ini bukan alam kubur yang dikisahkan
Dari padamu kusiasati segala rupa alasan,
pada cerita-cerita yang lalu kelam
Tantrummu tampak dari netra yang merasukiku
Suhumu, ini kurasa makin liar,
tubuh tahu-tahu berasa semati tugu!
Sanda merengek, kami tetap tamat
Babad ini kelut-melut!
Baiklah, selamat pergi
Rusukku menyayangimu fasih, tetapi tetap yang kubutuh pamrih
Amsal kubesarkan,
ingin kulepaskan kisah baru padamu
Tapi tulah sudah mensua relungku
Biarlah gulita menguliti hingga pedih,
perih
Aku tak ingin hidup beribu tahun lagi
Baca juga : Sampai Tiba Kala Itu
Penulis: Deflin Gani
Editor: Irfani Sakinah
Ilustrasi: Yati Paturusi
Gambar: pixabay.com