Apakah saya seorang wibu?
TIDAK!
Saya hanyalah pecinta AGaMa: Anime, Game & Manga. Nah, salah satu manga yang mengingatkanku pada masa SMA adalah manga bergenre detektif. Sebenarnya, manga detektif kesukaan saya yang pertama adalah Detektif Conan. Namun, saat duduk di kelas 2 SMA, beredar lah Detective School Q. Kisahnya tentang lima orang anak sekolah yang menjadi detektif untuk memecahkan beberapa kasus yang mereka temui dalam keseharian di sekolah mereka. Ceritanya sangat seru! Tidak hanya itu, berhubung nama angkatan saya adalah Kyuu dan disingkat menjadi Q, semakin cinta lah saya dengan komik ini. Dan ternyata saya tidak sendiri. Dalam waktu singkat, manga ini pun menjadi salah satu manga favorit angkatan kami.
Mengikuti kisah para tokoh Detective School Q dalam memecahkan sandi, mengobservasi tempat kejadian, dan memperhatikan gerak gerik calon pelaku terkadang bisa membuat saya lupa waktu. Dan karena ceritanya sangat populer di angkatan saya, suatu ketika juga menimbulkan inspirasi. Bersama teman angkatan yang mengambil eksul pramuka, kami pun memutuskan untuk membuat skenario Jurit Malam Pramuka agar mirip ajang mencari detektif terbaik seantero SMUDAMA. Ibarat lagu Ninja Hattori:
“Mendaki Gunung Lewati Lembah…”
kami memulai dengan survei naik bukit sekitar sekolah dan turun sampai ke sungai tempat mengambil air untuk membuat peta Jurit Malam dan menentukan lokasi pos nya. Setelah itu, kami menarasikan peta tersebut menjadi sebuah cerita berisikan sandi-sandi yang mengarah pada lokasi dari masing-masing pos. Kami mencari referensi dari berbagai sumber. Lembar demi lembar Detective School Q kami baca ulang untuk mendapatkan inspirasi. Jadi lah susunan kata-kata yang penuh makna dan perlu diterjemahkan oleh masing-masing anak pramuka untuk dapat menemukan lokasi dari setiap pos pramuka.
Dari pengalaman ini, saya meyakini bahwa membaca manga bukan lah kegiatan membuang-buang waktu. Sebaliknya, membaca manga juga bisa sebagai referensi dalam mencari inspirasi dan terkadang bisa mengubah hidup seseorang.
Ada satu karakter yang saya kagumi di Detective School Q bernama Megumi. Dia dapat mengingat segala sesuatu hanya dengan sekali pandang karena memiliki ingatan fotografis. Bagi sebagian orang, mungkin kemampuan ini hanya ada di dalam cerita fiksi dan hampir mustahil ada orang yang bisa mempunyai kemampuan tersebut. Akan tetapi, kenyataannya di dunia ini ada orang-orang yang diberikan kemampuan mengingat di atas rata-rata orang pada umumnya. Hanya saja, memang bahkan dalam manga ini pun diperlihatkan bahwa untuk bisa memaksimalkan kemampuan tersebut, seseorang harus mau memperhatikan secara seksama dan terus menerus melatih kemampuannya itu. JIka tidak, ia pun tidak akan bisa selalu memanfaatkan ingatannya.
Terlepas dari itu, membaca manga bagi saya selalu menyenangkan dan menginspirasi. Jadi, yuk mulai membaca manga dan temukan inspirasi di dalamnya!
Keterangan:
wibu: orang yang terobsesi dengan kebudayaan Jepang.
Anime: adalah animasi asal Jepang yang digambar dengan tangan maupun menggunakan teknologi komputer.
Game: adalah istilah bahasa Inggris yang merujuk pada permainan secara umum, namun dalam istilah sehari-hari merujuk pada aplikasi permainan di komputer.
Manga: adalah komik atau novel grafik yang dibuat di Jepang atau menggunakan bahasa Jepang, sesuai dengan gaya yang dikembangkan di sana pada akhir abad ke-19.
Ingatan fotografis: adalah kemampuan untuk mengingat kembali dengan jelas apa saja yang pernah dilihat, walaupun kejadian telah berlalu dalam jangka waktu lama.
Penulis : Himmatul Azizah – Gen Q
Editor : Faudzan Farhana
Gambar: minitokyo.net