Teringat sore itu di tahun 2012, kepala Ruang Saji Maccini Baji SMAN 5 Gowa, Ibu Nursia Amir Katili mencoba berbicara padaku.

Saat itu aku sudah kelas 3. Aku jadi memiliki waktu yang cukup untuk berbincang sore karena tak perlu lagi ikut kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Kebetulan saat di ruang saji, aku juga sedang duduk di dekat beliau.

Ibu Amir saat itu mencoba pelan-pelan melakukan tanya- jawab denganku.

Di tengah percakapan ia berkata, “Ri, kalau bisa saat doa makan, mulai dibimbing, kasih tahu ke teman dan adik-adikmu. Jangan lupa makan siangnya dihabiskan.”

Di pikiranku saat itu, menghabiskan makan siang sepertinya bukan hal yang penting untuk diingatkan. Tapi, setelah lebih dari 10 tahun momen itu berlalu, kalimat tadi baru terasa penting.

Fenomena di Finlandia (suomi), negara Nordik di Eropa Utara, mungkin bisa menjelaskannya.

Finlandia adalah negara yang memiliki predikat pendidikan terbaik dunia. Mereka menerapkan makan siang secara gratis sejak tahun 1980.

Dilansir dari web BBPMP Jatim, makan siang di sana berupa seporsi menu utama yang sehat. Isinya antara lain, salad, buah, roti, dan susu yang kaya serat dan rendah lemak.

Jika ada siswa yang membutuhkan menu khusus, maka pihak sekolah akan menyediakannya cuma-cuma atau tanpa biaya tambahan. Tidak heran jika Finlandia juga disebut sebagai negara paling bahagia di dunia.

Sayangnya, fakta bahwa Finlandia memegang predikat negara paling bahagia, harus ditinjau juga dari jumlah kasus bunuh diri yang cukup tinggi di Eropa. Kasus bunuh diri terjadi akibat kurangnya kepedulian pada penderita depresi di sana.

Termasuk juga masyarakat punya beban karena sudah dibahagiakan oleh pemerintah, salah satunya dari program makan siang gratis. Program yang bertujuan agar siswa tetap awas dan semangat sampai jam pelajaran berakhir.

Hari ini aku kembali mengingat kebaikan Ibu Amir yang mengingatkan dan memberi pesan agar menghabiskan makan siang. Saat itu mungkin sepele bagiku, tetapi melihat perkembangan dunia saat ini, masyarakat nyatanya makin dimanjakan dengan program pemerintah.

Masyarakat tidak hanya dimudahkan dengan kemajuan internet yang semakin cepat. Pemerintah bahkan berpotensi memberikan kebutuhan primer, seperti makanan, sandang, hingga hunian gratis ke depannya demi menciptakan kehidupan masyarakat yang bahagia.

Namun bagiku, kebahagiaan seperti itu harus diiringi dengan kontrol diri yang cukup dan kesadaran diri dalam menyiapkan masa depan, agar tidak terlena dengan segala kemudahan yang diberikan seperti yang terjadi di Finlandia.

Maka tantangan-tantangan kecil dalam hidup perlu dilaksanakan. Sebagai contoh, mengingatkan dan menghabiskan makan siang seperti pesan Ibu Amir, menyampaikan amanah dan pesan, baik secara lisan maupun lewat tulisan serta melakukan tantangan kecil lainnya.

Penulis : Anri Ibnurrobi
Editor : Uli Why
Gambar : Random FB IKA Smudama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!