Tahun ajaran baru telah berjalan. Bagi murid baru, it means sekolah baru,  teman baru, dan lingkungan baru. Tapi bagi orang tua, mungkin artinya akan sedikit berbeda, yaitu kesibukan baru, cerita baru, kekhawatiran baru, dan juga harapan baru.

Deskripsi di atas berlaku jika anak telah memulai fase barunya. Sebelumnya, saat masih menjelang memasuki usia sekolah, beberapa orang tua pasti super galau. Ke mana bocah ini akan disekolahkan? Sekolah yang model seperti apa? Dengan kurikulum yang seperti apa?

Sebagian kita, atau minimal saya sendiri, very excited mendengar cerita teman, keluarga, atau kolega di kantor saat bercerita tentang alasan mereka yang seabrek dalam memilih sekolah untuk anak-anak atau ponakan-ponakannya.

Ceritanya tentu beragam, sama seperti alasannya yang juga beragam. Ada yang memilih sekolah tertentu karena faktor jarak yang dekat dari rumah atau kantor orang tuanya. Ada yang karena biayanya. Ada yang juga yang sedikit prestisius karena faktor bangunan atau fasilitas sekolahnya mewah. Pun ada juga yang karena alasan prestasi alumninya, dan masih banyak lagi alasan-alasan menarik lainnya.

Yang unik dari sekian banyak cerita tadi, ternyata ada sekolah yang memprogramkan siswanya untuk tidur siang. Menarik, karena program ini, sekolah sampai menyediakan fasilitas khusus untuk siswa.

Saya harus memberikan penegasan awal bahwa tidur siang itu adalah konsep besar. Salah satu role untuk sehat dan produktif. Bukan hanya berdasarkan recently research, tapi juga data sejarah.

Nah, sekarang coba kita simulasikan.

Ada anak sekolah, full day school (tren sekolah hari ini), masuk pukul 08.00 dan pulang16.00. Pukul 12.00-13.00 waktu untuk istirahat, salat dan makan sampai kenyang. Setelah itu masuk lagi ke ruangan belajar. Apa yang terjadi setelah pukul 13.00 di dalam ruang kelas? Yes, kalian bisa menebak..!

Sampai di rumah, main sebentar, bersih-bersih ditambah perjalanan pulang ke rumah (kira-kira sudah pukul 17.00). Biasanya, saat inilah anak baru akan tertidur seolah membayar hutang tidur siangnya yang tertinggal. Sampai pukul berapa? Bisa jadi sampai 18.00 atau bahkan melewati magrib.

Anak kita, sekolah di sekolah Islam terpadu, magribnya kelewat karena aktivitas sekolahnya, UNIK…!!! Bahkan, bukan hanya magrib saja yang terlewat, tapi juga waktu bermain di sore hari, waktu sosialisasi dengan teman dan tetangga, dan waktu melatih aktivitas motorik dan sensorik saat sore hari. Semuanya akan terlewati.

Ini saya baru bercerita tentang siswanya, belum gurunya yang pasti juga kelelahan harus mengajar sampai sore. Bisa kita bayangkan apa yang terjadi pada guru-guru di sekolah negeri yang notabene setengah dari jumlah gurunya mungkin telah berumur di atas kepala 4.

Nah, pada bagian ini kita pasti telah menemukan titik temu mengapa tidur siang itu perlu kita programkan secara khusus apalagi di sekolah atau di kantor.

Hasil Riset

Sekarang kita coba otak atik dulu data penelitian. Riset Robert Stickgold Ph.D, peneliti dari Harvard Medical School, mengatakan bahwa tidur siang dengan rentang 10-60 menit bermanfaat untuk merestart kembali otak seperti saat pagi hari. Pada kelompok yang tidak diberikan tidur siang, maka produktivitasnya akan menurun saat sesi aktivitas setelah siang.

Sebenarnya tanpa membuat penelitian ini kita sendiri bisa menebaknya karena ini adalah situasi yang kita telah hadapi sejak sekolah dasar (SD). Masih mau datanya? Buka Google sajalah, banyak tuh di sana risetnya dengan berbagai macam metodologinya.

Lalu bagaimana sejarah memandang tidur siang?

Salah satu tokoh besar dalam lintasan sejarah manusia yang menganjurkan tidur siang adalah Nabi Muhammad. Istilahnya Qailullah. Nabi Muhammad menganjurkan dan bahkan mempraktikkan sendiri tidur siang sejenak (Qailullah) menjelang salat zuhur atau setelah salat zuhur. Ini adalah kebiasaan beliau Shallallahu alaihi wasallam.

Sebenarnya, kita membutuhkan tidur siang yang tidak lama. Cukup sekian menit, terlelap, dan akan membantu kita melewati fase aktivitas siang-sore-malam dengan produktif dan jelas jauh lebih sehat.

Tubuh ini memiliki ritme fisiologis yang tidak bisa Anda atur sesukanya. Biarkan dia bekerja dan beristirahat sesuai kebutuhannya. Kebiasaan urbanlah yang sering merusak ritme itu atas nama deadline dan sebagainya. Padahal Allah SWT sendiri yang telah menginstallnya ke dalam kerja-kerja tubuh kita.

Sekolah dengan program tidur siang itu bukanlah sekedar program biasa. Bagi yang telah melaksanakannya, teruslah budayakan. Program itu bukan program biasa, sekolah tidur siang adalah  konsep besar, menyehatkan, dan membuat kita lebih produktif.

Baca juga : Tragedi Eijkman, Vaksin Maut Romusha

Penulis : Daeng Tiro
Editor : Uli’ Why
Gambar : Antara news

CATATAN :
Urban = bersifat kekotaan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!