Di suatu senja, di musim yang lalu
Ketika itu hujan rintik
Terpukau aku menatap wajahmu
Di remang cahaya sinar pelangi
Lalu engkau tersenyum, ku menyesali diri
Tak tahu apakah arti senyummu
Widuri, elok bagai rembulan, oh, sayang
Widuri, indah bagai lukisan, oh, manis
Widuri, bukalah pintu hati untukku
Widuri, ku akan menyayangi
Denting dawai gitar yang dipetik oleh seorang Bapak kala itu menggugah batin kami yang haus akan hiburan di tengah kesunyian di Desa Parigi km 62.
Mungkin sebagian orang akan menganggap ini hanya lagu biasa, namun, siapa sangka bahwa Bapak Kepala Sekolah kami yang baru saja datang menjadi bagian penting dari masa-masa SMA yang merupakan puncak kebahagiaan sebagai seorang siswa dalam masa pubertas. Lagu-lagu pada saat itu sangat membekas dalam ingatan kami, dan lagu nostalgia pada masa Bapak Kepala Sekolah tersebut dibawakan dengan sangat menyentuh pada masa kami.
Widuri….
Siapa pun yang mendengarnya pasti akan teringat memori acara serah terima Kepala Sekolah
Smudama pada masa itu. Tak disangka, denting gitarnya telah menyatukan berbagai generasi yang mendengarnya. Karena bagi kami, Smudama bagaikan Sang Widuri.
Dirgahayu Smudamaku
Sang Widuri pada zamannya
Aspuri Melati 02 1997
Baca juga: Merekalah Penguasa Sesungguhnya
Penulis: Nini Patsyar
Editor: Irfani Sakinah
Ilustrator: Yati Paturusi
Gambar: musescore.com
[…] Baca juga: Widuri […]