Sabtu, 8 Januari 2022, Literasi Anak Gunung mengadakan kegiatan Book Thoughts (BT) ke-24. Nyaris kebetulan, topik yang dibawakan kedua pembicara hampir sama: Ayah. Seketika acara BT kali ini pun menjelma menjadi ajang apresiasi ayah dari para ayah. Meski tentu saja, karena pembicaranya pun para ayah, minim romansa yang mengundang air mata.

Sesi 1: Ayah adalah fondasi ilmu

Sesi BT pertama dibawakan oleh Syukri Mawardi yang membahas buku klasik HAMKA berjudul “Ayahku.” Syukri membuka sesinya dengan mengungkap kepanjangan nama HAMKA yang merupakan akronim dari H. Abdul Malik Amrullah. Selanjutnya, ia menerangkan isi buku “Ayahku” yang tidak lain adalah tentang Dr. H. Abdul Karim Amrullah atau Dr. HAKA.

Dr. HAKA merupakan ayah sekaligus guru HAMKA yang kini kita kenal sebagai seorang ulama, sastrawan, dan politikus termasyur di Indonesia. Dalam buku inilah terungkap betapa hebatnya sosok ayah yang telah berhasil mendidik HAMKA hingga menjadi sosok yang harum namanya dalam catatan sejarah bangsa.

Luasnya wawasan, kentalnya kebangsawanan, dan sibuknya perjuangan Dr. HAKA sebagai seorang ulama besar dalam penyebaran Islam tidak membuat dirinya abai akan pendidikan anaknya. Alih-alih, HAMKA dididik langsung dan diikutsertakan dalam setiap kesempatan. Tak heran jika kemudian tidak ada yang lebih memahami perjuangan sang ayah daripada HAMKA sendiri.

Tidak hanya ilmu, Dr. HAKA juga menunjukkan kasih yang justru menjadi penguat karakter HAMKA di masa depan. Digambarkan pada suatu ketika Dr. HAKA dan HAMKA berseteru. Alih-alih menggunakan otoritasnya sebagai seorang ayah untuk membenarkan pendapatnya, Dr. HAKA membuka ruang bagi HAMKA untuk mempertahankan pendapatnya. Hal ini secara tidak langsung membentuk kepercayaan diri HAMKA dan juga memunculkan pengakuan masyarakat luas terhadapnya.

Menurut Syukri, buku ini menggambarkan pentingnya ilmu dalam mendidik anak-anak. Pemahaman yang baik akan ilmu agama dan sejarah jelas akan memperkokoh fondasi seorang anak hingga dewasa. Karenanya, sebaiknya setiap (calon) ayah harus pula memperkuat ilmunya agar dapat mendidik generasi emas bangsa.

Sesi 2: Ayah adalah orang yang paling mencintaimu

Giliran kedua apresiasi untuk ayah dari para ayah dibawakan oleh Ikmar Masykur. Ia membahas buku yang tergolong baru, karangan Andrea Hirata yang berjudul “Ayah.” Bagi penggemar Andrea, sudah tentu akan mengharapkan sebuah kisah yang mengharu biru, dengan gaya tutur Andrea yang khas mendayu.

Namun, Ikmar justru mengategorikan buku ini sebagai bacaan ringan yang mengundang tawa. Entah karena gengsi mengakui kalau dia menangis karena buku ini, atau Ikmar memang lelaki berhati baja yang menganggap tragedi hidup Zorro hanyalah bagian dari lelucon dunia.

Secara garis besar buku ini menceritakan drama hidup Sobari, Marlena, dan Zorro. Sobari, lelaki yang cinta mati pada Marlena rela menikahi Marlena yang sedang mengandung anak dari entah siapa. Anak yang kemudian lahir dan diberi nama Zorro.

Tidak hanya itu, saat Marlena yang tidak rela terpaksa menikah dengan lelaki yang tidak dicintainya pergi, Sobari tetap mengasuh Zorro, anak Marlena dengan entah siapa. Dengan penuh kasih, bayi itu dirawatnya seperti darah dagingnya sendiri. Cinta Sobari begitu besar, hingga ia bisa menciptakan berbagai cerita pengantar tidur untuk Zorro dari daftar menu sebuah warung makan. Cinta memang melahirkan kreativitas tanpa batas, pesan moral khas Andrea yang sempat dipetik oleh Ikmar.

Lalu, cerita menjadi tragis akibat Marlena yang pergi datang kembali untuk meminta hak asuh atas Zorro. Zorro yang terbiasa diasuh oleh Sobari menjadi rewel dan tidak bisa ditenangkan kecuali dengan selembar baju Sobari. Di sisi lain, Sobari yang terpaksa berpisah dari anak yang telanjur dicintainya pun mengalami gangguan mental.

Namun, pada akhirnya Sobari akhirnya dapat bertemu kembali dengan Zorro di kemudian hari. Meski pada saat dipisahkan Zorro masih bayi, cinta kasih Sobari tetap melekat dalam ingatannya hingga dewasa. Hal inilah yang mendorong Zorro untuk terus mencari “ayah”nya setelah ia dewasa.

Buku ini mengajarkan para ayah tentang pentingnya menunjukkan rasa cinta dan kasih sayang kepada istri maupun anak-anaknya. Menurut Ikmar, kebanyakan ayah punya kesulitan menunjukkan kasih sayang secara verbal. Akibatnya, meski mereka telah mencukupi kebutuhan material keluarga, sering kali anak dan istri masih merasa “terabaikan.” Teladan yang ditunjukkan oleh Sobari memperlihatkan bahwa pengungkapan kasih sayang yang dilakukan secara verbal dan terus menerus akan lebih membekas dalam ingatan ketimbang pemberian fasilitas materi.

Penulis : Faudzan Farhana
Editor : Irfani Sakinah
Gambar : Canva

CATATAN :
Book Thoughts = Kegiatan rutin sharing buku bacaan oleh Literasi Anak Gunung
Romansa = Novel atau kisah prosa lainnya yang berciri khas tindakan kepahlawanan, kehebatan, dan keromantisan dengan latar historis atau imajiner
Ulama = Orang yang ahli dalam hal atau dalam pengetahuan agama Islam
Sastrawan = Ahli sastra
Politikus = Orang yang berkecimpung dalam bidang politik
Kebangsawanan = Kedudukan atau sifat bangsawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!