Harvard Step Test

AMPUN…!

Satu kata yang terlintas ketika mendengar “Harvard Step Test”. Tes ini merupakan uji daya tahan dengan cara naik turun suatu pada sebuah pijakan, yakni bangku setinggi kurang lebih 50 cm, dan dilakukan selama 3-5 menit.

Tes ini dipopulerkan di SMUDAMA pada tahun 1997 oleh Pak Rahyuddin yang saat itu menjadi guru olahraga. Tes ini dilakukan saat pelajaran olahraga dan juga saat latihan karate, yang menjadi kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa pada saat itu. Tes ini merupakan hal baru bagi kami, berbeda dengan pelajaran olahraga yang sudah dikenal siswa sebelumnya yang mengajarkan cabang olahraga yang sudah cukup popular seperti voli, basket, dan lain sebagainya.

Awalnya, tes ini terlihat mudah, hanya naik turun bangku seperti itu.

“Ah apa susahnya?!”

Namun, setelah dicoba, ternyata cukup sulit untuk bisa konsisten melakukannya selama 5 menit (bagi saya dan kebanyakan teman). Otot-otot paha sudah tidak bisa diajak kompromi pada menit kedua, napas ngos-ngosan. Tangan mulai membantu bertumpu pada lutut untuk menguatkan kuda-kuda. Jika ada musik saat itu, maka scene ini cocok diiringi lagu “I’m Not Okay” dari My Chemical Romance.

Hanya orang-orang dengan kondisi prima yang mampu melakukannya tanpa merasa kesulitan. Salah satunya adalah Kasmawati, teman angkatan 1 di Smudama yang merupakan utusan dari Kabupapten Jeneponto. Dia bisa melakukannya dengan senyum yang tetap awet sampai menit terakhir, khasiat dari susu kuda kelakarnya.

Sampai saat ini, jika melihat “Harvard Step Test”, maka otomatis pikiran akan melambung jauh pada kenangan semasa sekolah di Smudama. Banyak kenangan indah yang ingin diulang, namun pasti bukan tentang “Harvard Step Test”, yang ini cukup jadi kenangan saja.

Baca juga: Mendadak Jadi Anak Band

Keterangan:
Ekstrakurikuler: berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum, seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa

Penulis: Marsella
Editor: Irfani Sakinah
Ilustrasi: Yati Paturusi
Gambar: Canva