Dalam meretas kehidupan kita dibekali dengan durasi waktu yang sama, 24 jam. Waktu berjalan dan terus berputar pada detik dan menit yang sama. Tentunya setiap hembusan waktu akan tertakar berbeda-beda pada setiap orang. Namun, yang pasti rotasi itu akan berjalan dengan kuasa yang telah ditentukan. Waktu tak akan menunggu untuk diperpendek atau diperpanjang. Dia tak akan berhenti dan tentunya tak akan terulang dengan posisi yang sama antara hari ini dan esok nantinya. Banyak dari kita yang mewarnai goresan waktu dengan kesia-siaan semata.
Merengkuh dan mendekap waktu dengan posisi yang sama tapi tak memaksimalkan arti dan makna waktu yang seharusnya. Selalu menautkan bait waktu yang sama antara hari ini dan esok sehingga rotasinya sama dan menyalin tuturan yang sama pula kemarin dan hari ini. Namun, diberanda yang berbeda, banyak dari kita yang sibuk mendendangkan waktu dengan memanfaatkan secara bijak. Menorehkan tinta positif akan setiap detik dan mengukir menjadi pusara kesuksesan bagi dirinya sendiri.
Waktu ibarat pedang, barang siapa yang menyia-nyiakan, maka kehancuran akan datang sebagai kristal penyesalan. Tidak ada rengkuhan sakit dan kebahagiaan tanpa irisan bait waktu yang bijak. Mereka yang menakar waktu sebagai hamparan untuk menorehkan kreativitas dan inovasi maka akan bertemu hasil yang indah.
Sedangkan mereka yang masih bersandar pada posisi yang menguraikan waktu sebagai pilar untuk bersantai dan tidak mampu keluar dari zona yang sama, maka akhirnya sudah pasti akan bertemu pada bayang sama dengan posisi kemarin. Tidak ada perubahan yang tampak.
Maka bangkitlah dalam mengarungi kehidupan ini. Lihatlah dan maksimalkan waktu dengan untaian kebijaksanaan. Mulailah menjaring potensi yang telah diberkahi pada diri kita. Mulailah melakukan yang positif dengan menghidupkan sikap disiplin, komitmen dan memiliki nilai guna bagi sesama.
Pada titik krusial, waktu tak akan memberimu peluang kala dia mulai jenuh melihat dirimu yang tak bersolek dengan paripurna untuk meniti kuasanya. Sebab yang membedakan antara pribadi yang produktif dan masih berkubang pada titik nyaman adalah mereka yang selalu mengebiri waktu dengan kata “masih ada waktu” atau “nanti saja”.
Dan pada akhirnya, yang paling menyesal dalam berselancar di hamparan waktu adalah pribadi yang sama antara hari ini dan esok. Mari merangkai waktu dengan sulaman yang elok, sehingga dia tampil dengan apik dan elegan dalam menghargai dirimu esok nanti. Karena pribadi yang disipilin akan waktu mudah bertemu dengan kesuksesan dalam hidupnya. Karena mentalitas sukses akan dekat dengan rangkaian kreativitas dan inovasi dalam kehidupannya.
Penulis: Askarim
Editor: Faudzan Farhana
Ilustrator: Yati Paturusi
Gambar: canva.com