Hai Sephia, apa kabar? Surat ini aku tuliskan untukmu sebagai bentuk rasa rindu Dan cinta yang membuncah saat Kau Tak Di Sampingku.
Dulu, aku hanyalah Pemuja Rahasia. Orang yang selalu mengagumimu dari jauh saat di kelas, di asrama, atau di ruang saji.
Aku yang diam-diam melangitkan namamu dalam doa. Aku yang selalu diam-diam mengirim salam melalui mading di sekolah. Aku yang diam-diam selalu mengisi ember penampunganmu. Ya, Itu Aku. Dan melalui surat ini, aku berharap kamu akhirnya tau.
Saat kita masih bersekolah, aku Lapang Dada mengakui aku bukanlah apa-apa. Bukan juara kelas. Bukan ahli pelajaran eksakta. Bukan ahli olahraga dan seni. Dan bukan siswa berpengaruh sesuai standar yang entah dari mana.
Aku sering bertanya-tanya, Seberapa Pantas diriku menjadi bagian hidupmu. Karena bagimu, aku hanyalah Sahabat Sejati yang siap kapan saja menemanimu ke Daeng Bara atau Daeng Juli.
Tapi tahukah kamu bagiku? Bagiku, kamu adalah Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki.
Mungkin bagimu, aku hanyalah Pria Kesepian yang payah. Tetapi sesungguhnya aku adalah Pejantan Tangguh yang akan selalu siap mengajakmu Melompat Lebih Tinggi. Aku yang akan selalu ada bahkan Hingga Ujung Waktu hidupku. Saat Lanjut Usia, aku akan setia membersamai setiap uban dan keriputmu yang mulai menua.
Apakah kamu masih ingat saat jalan malam menuju asrama, kita Tunjuk Satu Bintang yang sama? Itu adalah salah satu momen terindah untukku.
Kumohon, Tunggu Aku di Jakarta. Aku akan menemuimu segera mungkin. Saat itu tiba, aku berharap aku dan kamu akan menjadi Kita.
Tolong Perhatikan Rani, boneka beruang yang kemarin aku kirimkan. Biarkan ia menemanimu dulu, sebelum aku betul-betul siap berada di sisimu sepanjang hidupku.
Biarlah surat ini begini adanya. Kelak kita akan mengenangnya sebagai Sebuah Kisah Klasik yang abadi.
*Surat yang terinspirasi dari judul-judul lagu Sheila on 7 yang selalu terdengar di masa-masa indah Smudama.
Baca juga: Belajar Musik Bagai Proyek Candi
Keterangan:
Mading: singkatan dari majalah dinding
Daeng Bara, Daeng Juli: nama pemilik warung di kawasan Smudama
Penulis & Ilustrasi: Winarni K.
Editor: Irfani Sakinah