Labuhan kehidupan akan selalu mengalun di setiap proses yang ada.
Semua akan bertarung dengan juntaian yang akan berkesudahan pada akhirnya.
Ibarat perputaran alam yang bersahut silih berganti, ada saatnya musim akan merengkuh pada titik yang telah tertakdirkan keberadaannya.
Namun yang pasti, di bilah rotasi pasti akan ada gumpalan rasa yang bertasbih dengan rupa yang berbeda pula.
Seperti pelangi yang melengkung dengan senyumannya kala hujan menjeda dalam rotasi waktu.

Maka elok rasanya kita sedikit menundukkan jiwa sembari mengambil hikmah akan senyuman pelangi, karena ada makna yang tertoreh walaupun dia hanya bersahut sejenak.
Jika kita menginginkan pelangi di kehidupan, seyogyanya kita mampu bertahan dan bersabar pada derasnya hujan cobaan dalam kehidupan.

Hargai setiap proses yang datang jika kita ingin mendapatkan eloknya pelangi karena pada esensinya bukan hanya elegannya keberhasilan yang perlu kita tempatkan di posisi tertinggi dalam hidup.
Melainkan kegagalan sebagai fatwa terbaik untuk bisa memperelok hidup untuk meraih kata sukses di kemudian hari. 

Karena pada dasarnya masalah itu adil.
Dia menjelma pada setiap tarikan nafas kehidupan setiap orang.
Tanpa beriring dengan kecupan solusi, karena masalah akan berlabuh pada mereka yang fokus pada penyelesaian bukan pada meraka yang malah mempermasalahkan setiap deraian masalah yang ada.

Pada titik akhir, sabda pelangi akan merekah dengan segudang warnanya.
Sembari memoleskan sapaan tegas pada mereka yang khatam akan pengalaman hidup.
Jangan merasa paling bisa dalam mendiagnosa masalah seseorang, sebab yang paling tahu akan makna kehidupan adalah pemilik tubuh itu sendiri.
Jangan malu dengan kesalahan masa lalu, tapi malu lah jika engkau tak mampu bercermin sembari memperbaiki diri lebih baik dan bijak ke depannya.

Penulis : Askarim
Editor : Faudzan Farhana
Ilustrasi : Yati Paturusi
Gambar : canva.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!